Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay |
Korea Utara mengatakan pihaknya masih tidak berminat bicara dengan Amerika Serikat, ditengah upaya Korea Selatan untuk mengatur pertemuan antara Kim Jong Un dan Presiden Donald Trump.
Kami tidak berminat berbicara duduk berhadapan dengan Amerika Serikat, kata Kwon Jong Gun, seorang pejabat kementrian luar negri Korea Utara, dalam sebuah artikel di Kantor Berita Pusat Korea Utara, yang di kelola pemerintah hari Selasa.
pernyataan itu di rilis beberapa jam sebelum Wakil Sekertaris Negara Steve Biegun, negosiator Top AS di Korea Utara, di jadwalkan bertemu di Seoul, untuk berfokus tentang bagaimana memajukan pembicaraan mengenai program nuklir Pyongyang.
Negosiasi AS-Korea Utara gagal pada februari 2019, ketika Trump dan Kim gagal mencapai kesepakatan selama pertemuan di Hanoi Vietnam.
Awal bulan ini Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menginginkan agar Trump dan Kim bertemu sebelum pemilihan presiden di AS pada November mendatang.
Trump mengatakan hubungannya dengan Kim tetap kuat, tetapi belum lama ini Trump mengomentari kemungkinan pertemuan puncak lainnya.
Trump mungkin mempunyai prioritas lain dengan hanya 4 bulan tersisa sebelum pemilihan Presiden.
Steve Biegun mengatakan pertemuan puncak pribadi sebelum pemilihan tidak mungkin, yang juga kekhawatiran mengenai virus corona.
Diplomat Senior Korea Utara Choe Son Hui mengatakan pertemuan puncak antara Trump dan Kim hanya menguntungkan Trump saja.
Ironisnya adalah adalah Korea Selatan yang gagal mengelola bisnisnya sendiri, keluar untuk menawarkan bantuan yang di duga untuk menyelesaikan DPRK-AS hubungan yang semakin rumit, pernyataan itu menggunakan nama resmi Korea Utara.
Ini adalah waktu untuk Korea Selatan agar tidak mencampuri urusan orang lain, tatapi tampaknya kebiasaanya buruk nya sudah biasa dalam hal mencampuri orang lain, tambah dari pernyataan tersebut.
Hubungan Korea Selatan dan Korea Utara pasti akan semakin memburuk.
Langkah itu di buat upaya untuk Seoul menekan Washingthon dalam pembicaraan nuklir. Namun motif Korea Utara menjadi kacau setelah Kim pekan lalu menunda tiba-tiba kampanye penekanan tanpa alasan yang jelas.
Korea Selatan yang pemerintah berhaluan kiri sangat ingin agar hubungan Korea Selatan dan Korea utara tetap baik. Pekan lalu Moon mengganti tim keamanan nasionalnya yang mempunyai pengalaman menjangkau Korea Utara.
Presiden Korea Selatan Moon di perkirakan akan memprioritaskan hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara selama 2 tahun masa kepresidennya.
Korea Utara marah pada penolakan AS untuk melonggarkan sanksi dan memberikan jaminan keamanan sebagai bagian dari proses denuklirisasi langkah demi langkah. Pemerintahan Trump menginginkan untuk pertama kali agar Pyongyang agar setuju untuk menyerahkan seluruh program senjata nuklirnya.
Korea Utara juga kesal dengan Korea Selatan karena gagal mengimplementasikan serangkaian perjanjian 2018 terkait kerja sama ekonomi dan mengurangi ketegangan militer. Sanksi telah mencegah Korea Selatan untuk bergerak maju dalam kesepakatan.
loading...
Comments
Post a Comment